Selasa, 15 Oktober 2013

Seserahan dan Turutannya

Seserahan is my favorite things! Semua bridezilla pasti sepakat deh mengenai ini... termasuk gw! Kenapa? Karena semua yang lo minta untuk seserahan itu halal dimata calon suami dan keluargannya...  Yang lo minta almost dikabulkan tanpa banyak penolakan! *ajimumpung mode* Makna dari seserahan sendiri adalah simbol bahwa si pria sanggup dan mampu untuk bertanggung jawab mencukupi kebutuhan hidup isterinya kelak. Jadi, isi dari seserahan selain kebutuhan dasar, disisipkan juga barang atau makanan yang menjadi simbol keseriusan mempelai pria untuk mencintai dan menyayangi calon pengantinnya. Untuk jumlah biasanya seserahan dibuat ganjil, bisa 3, 5, 7, hingga tak terbatas yang penting ganjiil.

Fajar pasti seneng banget punya calon isteri kaya gw, untuk urusan seserahan gw ga ngoyo banget... Awal-awalnya gw minta beliin seperangkat novel. Kenapa? Karena membaca adalah kebutuhan... Jadilah Fajar mencicil novel The Hunger Games sama The Lord of The Rings lengkap... Karena semakin dekat dengan hari H, kami mulai mencicil dan mencicil seserahan. Lumayan lho daripada menjelang hari H musti breggg beli semuanya, benda-benda perintilan itu kalau ditotal bisa jutaan jadinya! Di lain waktu kalau lagi jalan-jalan trus ternyata ada barang yang gw suka dan lagi diskon, gw tinggal ngelirik Fajar dengan tampang memelas sambil bilang... “Aku mau ini yaah buat seserahan?” dan Fajar pun luluh... Yaay, heaven! Waktu ditanya ingin apa lagi, gw malah bingung... Gw bilang aja ke Fajar, suruh tanya mamanya. Pasti mamanya lebih ngerti! Dan list seserahan versi Calon Mertua-ku benar-benar bikin sumringah terutama di bagian make up... Kata mamanya Fajar, peralatan make up itu penting banget! Asiiiik... Padahal dari awal gw ga nodong Fajar tentang make up untuk seserahan. Well, meski make up gw cuma setingkat Revlon, Maybelline, PAC, paling mahal juga Ultima II... Tetap aja kalau ditotal-total beli semua itu lengkap bisa abis sejeti. Dan dengan meng-combine antara merek-merek tersebut dengan merek lokal yang lumayan murah macem Sari Ayu ataupun Wardah, diperkirakan budget bisa ditekan menjadi sekitar 500ribu. Akhirnya Fajar mengamini, dan belanjalah kami ke Matahari Departement Store di Cilandak Town Square... Ternyata habisnya... Jeng... Jeng... 700ribu! Calon suami tercinta cuma bisa geleng-geleng waktu ngegesek kartu kreditnya... Si calon isteri tersenyum sumringah!

Untuk seserahan yang lainnya dibeli sama Mamanya Fajar dan gw belum liat seperti apa hasilnya... Gw sih pasrah aja, Insya Allah sukaaa!

Dari gw ke Fajar ada hantaran balik juga... Jumlahnya musti ganjil juga. Tapi konon katanya jumlah seserahan dari gw ke Fajar ga boleh lebih banyak dari yang Fajar kasih ke gw. Jadi kalau Fajar ngasih 7 kotak seserahan, gw cukup 5 saja, kalau perlu 3! *tiba-tiba pelit* Kalau dari gw ke Fajar Insya Allah sudah beres. Kurang lebih ini isinya:

Perlengkapan Ibadah
Baju Koko
Sarung
Sajadah
(Tadinya mau beliin peci, tapi kayanya agak susah memprediksi ukuran peci si Mas mengingat ukuran kepalanya yang extraordinary. Dan semenjak Ybs punya rambut jabrik-jabrik gaya anak muda jaman sekarang, sepertinya ga bakal mau disuruh pakai peci.)

Perlengkapan Kerja
Kemeja
Celana Bahan
Dompet
Ikat Pinggang
Sepatu

Perlengkapan Mandi
Handuk
Pisau Cukur
Foam untuk Cukur
Pembersih Muka
Shampoo
Sabun Cair
Body Lotion
(Untuk perlengkapan mandi ini Fajar ga fanatik terhadap merek tertentu, akhirnya gw cap-cip-cup milihnya.) 

Masih ada 2 hantaran lagi yang masih clueless mau diisi apa, kemungkinan akan diisi makanan.


Untuk urusan menghias kotak seserahan, tadinya berniat mau menghias sendiri. Kotaknya sudah ready, dulu gw beli di Alfiandra Souvenir dengan harga 90ribu satu set isi 4 kotak dengan ukuran bervariasi. Sudah browsing dan youtube-ing tutorial-nya. Tapi mengingat gw ga ahli untuk urusan begini, kayaknya minta tolong aja sama temen kantor gw yang punya bisnis hias seserahan dan parcel... Sekalian lumayan dapet diskon! Daripada seserahan buat Masnya jadi hancur lebur berantakan... Yaaah... Mudah-mudahan suka yah, sayang!


Belajar tentang Pernikahan Adat Jawa (Part 1)

Gw inget banget kalau dulu gw mengeluh kenapa pernikahan gw didesain selama ini... Satu tahuuun jeda dari hitung-hitungan tanggal baik pernikahan kami keluar sampai hari H-nya! Tapi sekarang ga terasa sudah sebentar lagiii... Am too excited

Dulu teman gw bilang... Kalau ingin pernikahan berkesan dan si pengantinnya terlihat manglingin, musti menonjolkan adat, even se-modern apapun keluarga lo! Dan itu yang gw mimpikan... Pernikahan yang kaya akan tradisi! Jadi ceritanya si Fajar itu kelurganya Jawa bangeeet (mama dan papa-nya Jawa) dan menurut gw banyak nilai-nilai kejawen yang masih diterapkan di keluarga besarnya Fajar. Sedangkan mama gw yang Padang dan Papa yang Jawa sama sekali ga pernah menonjolkan sisi kedaerahan mereka. Di rumah, gw sangat merasa Indonesia sekali... Dari bahasa juga masakan! Pilihan menggunakan adat Jawa adalah murni berdasarkan pilihan gw, walaupun jika punya budget berlebih, gw pengennya pernikahan gw tetap ada Padang-padangnya... Misalnya adat Padang untuk akad dan adat Jawa untuk resepsi, maupun sebaliknya. Bersyukurlah keluarga besarnya mama ga rese mengenai ke-adat-an ini, kalau ngga gw bisa dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang mengingat pernikahan gw nanti ga ada Padang-padangnya sama sekali! *sungkem sama leluhur Keluarga Piliang*

Seperti yang diceritakan sebelumnya... Untuk riasannya nanti, gw bakal dirias dengan Paes Ageng khas Yogya. Kalau untuk pakaiannya, gw ga pakai dodotan... Mengingat si emak yang sangat religius dan anaknya ga boleh pakai baju terbuka, akhirnya gw memutuskan untuk pakai kebaya saja dan Fajar pakai beskap. Sebenarnya dodotan-nya bisa diakali dengan pakai bolero biar ga terlalu terbuka. Cuma gw sama Fajar memang dari awal ga tertarik untuk berdodotan ria! 

Berbicara tradisi dalam pernikahan, kita ga cuma membicarakan riasan dan pakaiannya saja. Tetapi ada serangkaian upacara adat yang musti dijalani. Biar ngerti-ngerti dikit tentang pernikahan adat Jawa, akhirnya gw browsing dan dari berbagai sumber dapat disimpukan kalau rangkaian upacara pra nikah adat Jawa nya kurang lebih seperti ini:

Pemasangan Bleketepe dan Tarub
Biasanya sehari sebelum acara pernikahan, rumah orangtua si calon pengantin wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman depan. Nanti akan dibuat gapura yang dihiasi tarub yang terdiri dari berbagai tuwuhan alias tanaman dan dedaunan yang punya arti simbolis tersendiri. Arti simbolis dari tanaman dan dedaunan tersebut sampai sekarang belum bisa gw pahami dan simpulkan maknanya. Yaaah, biar para sesepuh dan Allah saja yang tahu. Saya cukup jadi calon pengantin cantik yang duduk manis menikmati acara.        

Siraman
Ini juga biasanya dilakukan sehari sebelum pernikahan, kedua calon pengantin disucikan dengan cara dimandikan. Calon pengantin wanita-nya dimandikan dirumah orang tuanya, si calon pengantin pria-nya juga dimandikan di rumah orang tuanya. Tapi untuk kasus gw, sepertinya Fajar ga bakal mau ngadain siraman. Jadi beliau cukup dimandikan dengan air dari selang di garasi rumahnya.

Ngerik
Ngerik itu tuh artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita akan dikerik oleh pemaes alias dukun mantennya. Cuma masalahnya perias utama gw nanti akan berbeda dengan perias yang akan merias pas midodareni, ga tau jadinya bakal gimana, takutnya pakem mereka berbeda. *Tapi nanti akan dibicarakan lagi* By the way, ga kebayang bulu-bulu halus yang tumbuh lebat di muka gw ini bakal dikerik. Muka gw jadi mulus tanpa bulu deeh! Sesudah selesai dikerik, calon pengantin wanita didandani dengan kebaya yang bagus yang telah disiapkan dan dipakaikan kain batik motif sidomukti atau sidoasih yang punya arti melambangkan si pemakai akan hidup makmur dan dihormati oleh sesama.
Setelah selesai didandani, akan ada beberapa rangkaian acara lagi yang diakhiri dengan pemotongan tumpeng. Ayah dan ibu calon pengantin wanita akan memberikan suapan terakhir kepada putri cantiknya, karena mulai besok, si putri sudah berada dibawah tanggung jawab suaminya. *aiiiisssh... sedih rasanya pas nulis kalimat ini*

Midodareni
Berdasarkan kepercayaan Jawa kuno, malam itu mempelai putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari khayangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam enam sore sampai tengah malam. Beberapa sesepuh wanita menemani dan memberikan nasihat-nasihat berharga. Midodareni sendiri diambil dari kata widodari (bidadari). Mungkin artinya si calon pengantin wanita akan terlihat cantik sekali bagai dewi dari khayangan.
Upacara midodareni berlangsung dimalam hari sebelum Ijab Qabul. Jadi, kedua orangtua calon pengantin pria beserta si calon pengantin pria-nya diantar oleh keluarga dekatnya berkunjung ke rumah orangtua calon pengantin wanita. Keluarga calon pengantin pria yang wanita yang datang di malam midodareni boleh menengok calon mempelai wanita yang sudah didandani cantik. Orangtua dan keluarga calon pengantin wanita, menerima kunjungan dari orang tua dan keluarga dari calon pengantin pria. Mereka akan duduk di dalam rumah, saling berkenalan dan makan malam bersama. Calon pengantin pria juga datang, tetapi dia tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh duduk di teras rumah dan hanya disuguhi segelas air minum, tidak boleh makan atau minum yang lain. Ini katanya untuk melatih kesabaran seorang suami dan kepala keluarga. *emang enaaak*

Seserahan atau Peningsetan
Dalam upacara midodareni juga dilakukan seserahan atau peningsetan, orangtua dan keluarga calon pengantin pria memberikan beberapa barang kepada orangtua calon pengantin wanita.

Kurang lebih seperti itu, kalau ada yang salah mohon dimaafkan... Maklum orang Jawa abal-abal. Hihihi. Katanya sahabat gw, Desty, musti tuh ngerasain yang namanya siraman dan midodareni. Katanya pesannya sih ngena banget buat si calon pengantin. Di Hasina untuk upacara siraman dan midodareni menghabiskan biaya sekitar 6 juta, kalau di Tiara sekitar 5 juta. Mengingat yang alasan klasik yaitu minimnya budget, akhirnya gw memutuskan untuk ga pakai siraman dan midodareni, paling si Mama mau ngadain acara pengajian saja.

Tapiii... Alhamdulillah.. Rejeki yang mau nikah... (tepatnya rejeki si calon pengantin wanitanya...hihihi) Jadi ceritanya untuk beskap, kain, dan rias tambahan bakal pakai perias kenalannya Calon Mertua yang dekat dengan rumah kami, namanya Ibu Kamto. Sehabis liat-liat beskap dan kain, Mamanya Fajar nanyain mau pakai siraman ga... Trus gw bilang aja sebenarnya mau, cuma sepertinya ga ada budget. Disuatu pembicaraan para calon besan, mamanya Fajar bilang ke kanjeng mama tentang keinginan gw. Gw memang ga pernah cerita secara gamblang masalah ini, karena gw tahu kalau gw bilang pasti Mama setuju dan pasti bakal merepotkan mama! Yang gw pengenin itu adalah ga menyusahkan banyak orang. Dan mama tiba-tiba bilang, kalau gw mau pakai siraman dan midodareni yah boleh saja, namanya anak perempuan satu-satunya dan sekali seumur hidup... Untuk rangkaian acara sebelum pernikahan budget-nya akan ditanggung Mama, gw dan Fajar cukup concern untuk akad dan resepsinya saja! *jingkrak-jingkrak kegirangan*

Karena tetangga dan Mamanya Fajar sudah kenal, jadilah kami di-charge hanya 3 juta untuk acara siraman dan midodareni lengkap... kap... kap... Yippieee!


So, jadilah nanti menjelang pernikahan kami akan ada serangkain upacara adat Jawa! Gonna be a beautiful Javanese bride... Aamiin

Minggu, 13 Oktober 2013

Cerita Per-'Undangan-Undangan'

Dan pada tanggal 10 Oktober 2013 akhirnya undangan pernikahan kami resmi naik cetak! Agak ketar-ketir juga masalah undangan ini. Bayangin ajaaa... Mau nikah awal Desember 2013, undangan baru naik cetak awal Oktober 2013.Padahal cetak undangan standarnya 3 minggu, bisa lebiiih! Ga kebayang tuh undangan baru jadi mepet-mepat akhir November, padahal musti ada spare waktu untuk labeling undangan dan distribusi undangannya... Mau nangiiiis!!! :'(

Si undangan ini lama akibat ulah kami berdua sebenarnya. Seperti yang pernah diceritakan sebelumnya di sini, undangan ini didesain sendiri oleh sahabat gw yang juga sibuk. Akhirnya kami berdua sibuk ngejar-ngejar si Angga untuk segera menyelesaikan desainnya. Di detik-detik terakhir, masnya juga pengen undangannya dikasih barcode yang kalau di-scan langsung nge-link ke kalendar (jadi macem save-the-date gitu) atau nge-link ke Google Maps untuk lokasi acara kami. Ini semua terinspirasi dari undangannya Lenny, teman kantor gw.

Karena keinginan Fajar itu juga dan karena gw males bawelin Angga, akhirnya urusan per-'undang-undangan' ini gw serahkan kepada pacar tercintaaaah... Beberapa minggu yang lalu Angga menyerahkan desain akhir, pas dibawa ke percetakan ternyata si Adobe Illustrator yang digunakan Angga untuk mendesain undangan itu Versi 6, sedangkan Tifa Grafika punya Versi 3. Yaaaah, ga bisa dibuka akhirnya! Kami berdua pulang dengan tangan hampa... Boro-boro naik cetak, di-edit pun ga bisa. Daripada pusing-pusing ngejar Angga lagi, akhirnya gw memutuskan untuk install Adobe Illustrator Versi 6 di netbook gw, jadi tinggal di Save As ke versi yang lebih rendah.

Tanggal 9 Oktober 2013, kami main lagi ke Tifa Grafika. Sambil nenteng-nenteng netbook karena ga sempet otak-atik desain undangannya dirumah. Sampainya juga telaaat banget, baru sampai jam 4 lebih karena keasikan main ke Daffa Cetering... Ada 1 orang mas-mas (yang seperti-biasa-gw-lupa-namanya) yang stand by, dia memang spesialis desain mendesain. Tapi sayang, mas-masnya sudah mau pulang. Dengan tampang memelas, akhirnya kami minta tolong Mas Yanto untuk meng-edit undangan kami. Surprisingly, ternyata desain yang kemarin ga bisa dibuka karena beda versi itu sudah bisa dibuka dan di edit sedikit sama Mas Yanto! Aiiih... Baiknyaaa!!!

Kami di sana sampai malam bangeeet... Kasian, jadi pada nungguin sepasang capeng galau ini! Desainnya sudah 99% sesuai dengan keunginan kami berdua, tinggal menunggu approval terakhir dari orang tua kami berdua. Kami berjanji besoknya akan datang ke sana untuk persetujuan naik cetak... Datangnya pagi-pagi! Janji!

Pada kenyataannya tanggal 10 Desember 2013 itu kami datangnya agak siang... *teteup ngaret* Sampai di sana yang membantu kami mas-mas desainer yang tidak diketahui namanya itu. Emang dasarnya kami berdua perfeksionis dan bawel... *iya... iya... gw doang yang bawel* ternyata masih ada yang musti di-edit... Hihihi. Kasian deh! Setelah beres semuanya, akhirnya Calon Suami Tercinta langsung tanda tangan persetujuan untuk naik cetak undangan. Menurut janji dari Mas Yanto siy sekitar 3 minggu, tapi kenyataannya si Dini yang pakai Daffa Catering dan percetakannya di Tifa Grafika ini juga proses cetaknya sekitar 1 bulan lebih... *masih pengen nangis kalau membayangkannya*

Bismillahirrahmanirrahiiim... Mudah-mudahan seadainya ngaret, ngaretnya ga parah-parah banget! Aamiin

Bangkit dari Mati-Suri

Hi, thereee!

Akhirnya gw pun bangkit dari mati-suri... Setelah sekian lama blog gw ini terabaikan, gw mulai menulis lagi! *be right back, cari sapu buat bersihin sarang laba-laba*

Kenapa, Amelia? It’s complicated, dude! Jadi setelah gw sidang proposal thesis, gw membutuhkan waktu yang lama sekali untuk penelitian dan menyelesaikan thesis gw. Di situ gw merasa bersalah, karena gw terlalu sibuk mengurus pernikahan, kerjaan, dan main-main. Sampai akhirnya gw puasa untuk nulis. Walaupun mengurus pernikahan super ribet masih berjalan dan kerjaan masih kampretos, setidaknya waktu gw di depan netbook gw benar-benar fokus untuk thesis dan ga nyambi-nyambi untuk nulis di blog lagi.

Sekarang thesis gw sudah 90% dan tanggal 21 Oktober 2013 nanti akan sidang, jadi gw mau mulai menulis lagi... Kengen rasanya sharing tentang persiapan pernikahan sambil curcol tentunya! 
Well, banyak banget perintilan pernikahan yang sudah beres. Alhamdulillaaaah... Sisa waktu yang dua bulan ini tinggal untuk finishing touch! Semoga lancaaar...

Sabtu, 07 September 2013

Time is Running Out!


Busana Resepsi pun dari Sanggar Tiara Salon

Seperti yang diceritakan sebelumnya di sini, si Mas Fajar kurang sreg sama busana resepsi yang gw pilih di Hasina dulu. Alasannya karena warnanya merah cabe. Padahal waktu fitting Fajarnya ngangguk-ngangguk aja... Iiiih, salah sendiri! Hihihi. Sesuai kesepakatan, kita memang mau tema pernikahannya warna merah. Tapi mungkin Fajar lebih menyukai merah marun atau merah darah daripada merah cabe. Disuatu pembicaraan serius nan dramatis dan berurai air mata akhirnya gw juga menyampaikan kalau sebenarnya gw pengeeeen banget pakai bludru. Keinginan terpendam gw itu agak mengganjal di hati. Ahahahaha. Dan ternyata kegalauan itu belum berakhir, dude!

Pada tanggal 25 Agustus 2013, tiba-tiba Fajar ngajak gw untuk berburu busana pengantin bludru sesuai keinginan gw. Gw sendiri ga berharap banyak akan menemukan bludru berwarna merah, karena  dari awal mind set-nya sudah merah jadi ga mungkin tiba-tiba berubah warna. Dan kemungkinannya sangat kecil menemukan kebaya bludru berwarna merah. Harapan gw setidaknya kami menemukan kebaya berwarna merah yang memang bagus dengan harga terjangkau walaupun ga bludru. Karena sebenarnya busananya si cowok disesuaikan sama pilihan si cewek, jadi fokusnya mencari kebayanya dulu. No hope banget mencari kebaya bludru di Hasina yang untuk kebaya bludru-nya ada charge lagi, kebaya-kebaya yang bagus dan up to date juga biasanya ada charge-nya yang rata-rata mulai dari Rp 1.000.000,-. Daripada kantong tambah bolong, akhirnya kami berdua memutuskan untuk berburu di Tiara lagi.

Waktu itu gw langsung BBM Mba Nunik, tapi katanya sanggarnya tutup... Biasanya Tiara ini kalau lagi ada event, sanggarnya memang tutup. Karena pada umumnya event pernikahan itu diadakan hari Sabtu dan Minggu, kalau mau datang hari Sabtu atau Minggu musti confirm dulu. Justru Tiara available banget pas hari kerja, masalahnya pekerja Monday to Friday/Eight to Five macem gw dan Fajar ini kayaknya gak mungkin berkeliaran di hari kerja. Naaah, iseng-iseng gw BBM sang owner Bu Tuti. Beliau bilang boleh datang ke sanggar! Asiiiik! Hari itu sebenarnya ada event, sanggarnya memang tutup tapi pegawai-pegawainya pasti ada karena mereka musti beberes dulu. Tanpa memikirkan perasaan kru Tiara yang pasti kelelahan, tapi untuk menghilangkan kegalauan kami, meluncurlah kami ke Tiara. *calon pengantin kejam*

Yang gw suka dari Tiara ini pelayanannya ramah banget! Walaupun gw sampai jam 5 sore dan mereka pasti masih lelah, gw tetap dilayani. Waktu itu gw bilang mau mencari kebaya bludru warna merah atau setidaknya kebaya merah. Dan dikeluarkanlah semua kebaya merahnya, saudara-saudara... Semua kebaya yang dipajang di manekin diganti dengan kebaya berwarna merah. Dengan mata yang berbinar-binar karena excited, akhirnya gw memilih beberapa kebaya... Inilah kandidat-kandidatnya!





Karena memang seharusnya tutup, jadi customer-nya cuma kami berdua. Beneran puas banget bisa fitting kebaya sebanyak mungkin! Yippieeee... *jingkrak-jingkrak kegirangaaan*




Di sana cuma ada 1 kebaya bludru berwarna merah, tapi kami berdua ga sreg sama modelnya. Akhirnya ada dua kebaya brokat bernuansa merah emas (merahnya merah darah) dengan ekor menjuntai yang berhasil membuat gw jatuh cinta. Kata Mba Nunik dua kebaya itu bahannya sama tapi didesain dengan model yang berbeda. Kebaya pertama cantik banget full payet di lengan dan dada. Sayangnya payet-payet dilengannya membuat tangan gw ga nyaman untuk bergerak dan payet-payet di dadanya menyebabkan gw terlihat bulaaat... Naaah, kebaya satu lagi lebih sederhana dan nyaman dipakainya. Yang paling penting kebayanya ini membuat tubuh gw terlihat singset. Dua kebaya tersebut mirip sih. Atas restu Fajar, akhirnya gw memilih yang kedua! Asiiiik, ketemu juga kebaya cantik untuk resepsikuuu... *tapi gw ga mau liatin gambar kebaya yang gw pilih, ntar ga surprise*

Setelah menemukan kebaya gw, langsung gw minta Mbak Nunik mencarikan beskap yang sesuai untuk Calon Suami Tercinta. Mungkin sebagian orang menyepelekan busana si pengantin pria karena sebenarnya modelnya kurang lebih sama semua, tapi bagi gw penting banget! Sebenarnya lebih kewarna... Gw pengennya warna kebaya gw selaras dengan warna beskapnya Fajar. Gw ga mau dipelaminan nanti busana kami berdua belang-belang. Walaupun dua-duanya sama-sama merah misalnya, tapi bisa aja gw dapet kebaya berwarna merah darah tapi untuk ukuran Fajar adanya cuma merah cabe. Lebih baik cari alternatif kebaya lain daripada musti belang-belang sama si pengantin pria! Dan benar saja, ternyata di Tiara ga ada beskap yang merahnya senada dengan kebaya gw. Untuk warna tersebut baru dibuatkan demang-nya. Alhamdulillah bangeeet... Karena pernikahannya masih di bulan Desember, Mba Nunik janji mau buatin beskap dengan warna merah yang senada dengan kebaya gw. Untuk ukurannya sesuai dengan ukurannya Fajar pula! Asiiiik!

Mudah-mudahan dengan kunjungan kami ke Tiara yang kesekian kalinya ini kegalauan kami berakhir...

Minggu, 01 September 2013

The Progress and The Next Plan



Ini yang namanya write-less do more, walaupun di bulan Agustus ga banyak nulis tapi banyak yang sudah kami kerjakan. Jadi walaupun banyak dipenuhi drama selama bulan Agustus kemarin tapi banyak lho kemajuan dalam persiapan pernikahan kami. Alhamdulillah. *bersyukur sebanyak-banyaknya*
Progress # 1
Ga hanya busana akad lho yang kami sewa di Sanggar Tiara Salon, akhirnya kami resmi menyewa busana resepsi juga di sini. Yippie! (akan diceritakan kemudian)
Progress # 2
Souvenir pun sudah dipesan di Alfiandra Souvenir dengan harga miring, dijanjikannya sekitar 1 bulan. Surprisingly, Jumat kemarin gw dapet SMS dari Alfiandra Souvenir yang menginfokan kalau souvenir-nya sudah jadi! Asiiik! *tapi belum tahu kapan mau diambil* (tenaaang, masalah souvenir juga akan diceritakan nanti)
Progress # 3
Kami mulai melakukan plotting kepanitiaan dan berbagai pihak yang berkepentingan dalam acara ini. (kalau yang ini ga akan diceritakan tapi kalau mau liat susunan kepanitian pernikahan kami sebagai perbandingan, bisa e-mail aja)

Naah, di bulan September ini banyak rencana yang musti kami berdua (beserta) keluarga lakukan.
Next Plan # 1
Beli bahan seragam panitia dan keluarga di Pasar Tanah Abang. Kalau dalam jumlah yang sedikit, tempat paling nyaman memang di Pasar Mayestik. Gw yang anti banget sama Tanah Abang (karena crowded-nya) mengakui kalau mau membeli dalam jumlah banyak nothing better than Tanah Abang.
Next Plan # 2
Foto pre wedding dipertengahan September. Rencananya mau foto indoor dulu, kalau memang ada ada waktu, tenaga dan budget mungkin akan menyusul foto outdoor.
Next Plan # 3
Naik cetak undangan diakhir September... Mudah-mudahan lancaaar prosesnya. So, siap-siap aja Angga plus Tifa Grafika gw bawelin.

Semoga bulan ini lancaaar... Semoga jadi September ceriaaa!

My Name is Puspita Amelia, You can Call Me a Bridezilla!



Setelah sekian lama blog ini mati suri, akhirnya gw kembali menghidupkan nyawanya lagi. Sudah lama bangeeet ga menulis bukan karena semuanya adem ayem dan baik-baik saja, tapi justru karena semuanya begitu melelahkan secara fisik dan emosional. The story about bridezilla was true, dude! Oh, well... Akhirnya gw mengalami gejolak-gejolak emosi yang tidak jelas dalam mempersiapkan pernikahan ini, sebuah ketidaknormalan yang normal terjadi pada wanita yang sedang mempersiapkan pernikahan pada umumnya.


Gw jadi terlalu perfeksionis dan menginginkan yang terbaik tapi kadang-kadang yang gw inginkan musti mentok di-budget, dan saat itu terjadi gw langsung pusing dan kepikiran. *stress mode* Gw juga terlalu banyak berpikir dan mempunyai banyak ide tapi takut bercerita terlalu banyak, alasan pertama adalah takut yang dengerin bosen, alasan kedua takut tabu kalau menceritakan terlalu jauh tentang pernikahan... Yaaah, takut ga jadi atau apalah. Jadi kebanyakan disimpen aja sendiri. Kemudian kadang-kadang gw merasa sendiri karena urusan pernikahan ini sebenernya cewe banget, jadi sebagian besar pasti di handle sama si calon pengantin wanitanya. Padahal mah banyak yang ngebantu, tapi perasaan sendirian itu ga bisa hilang.


Hal lain yang gw rasakan adalah capek secara fisik. Gw sama Fajar yang selama ini cuma berkeliaran di seputar Jakarta Selatan sampai Jakarta Pusat musti melanglang buana sampai ke belahan lain dari Jakarta seperti Rawamangun, Cipinang, Cawang, dan berbagai tempat lain. Kenapa sih yaaah vendor-vendor ini ga ada yang lokasinya dekeeet??? Dan yang paling berasa adalah kehilangan quality time as a normal couple, sekarang kalau weekend lebih banyak nyamperin vendor daripada nge-date. Kalaupun nge-date pasti yang diobrolin lebih banyak tentang pernikahan. How do I miss US!!! Rasanya pengen deh di fast forward ke 8 Desember 2013, liat aja ntar mau nge-date sebanyak-banyaknya sama si Mas. The last, about future family in laws. Karena di Indonesia pernikahan itu bukan cuma tentang dua insan manusia yang jatuh cinta dan berniat suci untuk menghalalkan hubungan mereka, tapi tentang dua keluarga juga. Pada akhirnya kadang-kadang bisa saja terjadi berbagai perbedaan pendapat dan kebiasaan. Untuk masalah kepentingan keluarga, gw sama Fajar jadi bumper-nya. Biarin deh kita berdua yang berantem daripada keluarga kami yang salah paham.


Beginilah drama kehidupan gw saat ini, gw yang cengeng dan melankolis sekarang bukan cuma sering menangis, tetapi juga sering marah. Marah tentang banyak hal, dan akhirnya gw cuma bisa marah ke Fajar. Saat-saat seperti ini memang musti memperbanyak komunikasi dan tuker pikiran, jadi biar ga salah paham dan semua masalah terpecahkan. Yang terakhir selain semua ikhtiar ini juga musti banyak do’a juga, katanya sih kalau ada wanita dan pria yang ingin menikah setan-setan banyak yang menggoda karena meraka ga suka dua insan itu menyempurnakan ibadahnya dan berhenti berbuat dosa, semuanya kan jadi halal cyyyyn... Mungkin harusnya gw introspeksi diri, kenapa masih ada celah untuk emosi dan kemarahan ini. Karena gw kadang terlalu jauh dan sering lupa untuk minta ke Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang agar menjaga tali cinta gw dan Fajar agar tetap utuh sampai ke pelaminan, sampai punya anak, sampai jadi kakek dan nenek.

Minggu, 28 Juli 2013

Sebentar Lagi Yaaah?

Katanya Daisypath... empat bulan + seminggu + empat hari lagi saya jadi isterinya Fajar lhooo.... :')

Sedikit Cerita Tentang Undangan

Kemarin gw dan Fajar meluncur ke Te Tifa Grafika, percetakan rekanannya Daffa Catering. Sebelumnya kami berdua pernah ke sana tapi percetakannya lagi sepi, waktu itu cuma disambut sama mbak-mbak-yang-gw-lupa-namanya. Sempat liat-liat dan nanya-nanya tentang undangan, ternyata yang sesuai dengan selera kami itu rata-rata harganya Rp 5.000,- ke atas. *selera high class*  Sebenarnya sih ada undangan yang harganya pas dengan jatah dari Daffa Catering, yaitu seharga Rp 4.000,-, bahkan ada yang lebih murah lagi juga ada. Cuma masalahnya desainnya ga sesuai sama selera kami berdua. Memang sih kami ga ngoyo banget bikin undangan yang mewah-mewah, toh akhirnya nanti bakal dibuang. Kecuali kalau tamu yang lo undang punya hobi ngoleksi kartu undangan... *macem gw ini* *nunjuk diri sendiri* Tapi ga mungkin juga gw ngasih undangan yang ga bagus dan ga mungkin juga gw bikin undangan yang asal-asalan untuk hari penting gw yang seumur hidup sekali itu... Yang penting ga out of budget!

Akhirnya pilihan jatuh kepada sebuah undangan hardcover bernuansa merah dan emas dengan model memajang dan amplop setengah dengan harga yang sesuai dengan kantong yaitu Rp 5.000,-. Seperti ini.... 


*walaupun pas didesain awal ini warnanya ga merah emas, tapi anggap saja merah-emas yah*

Nah, kemakan omongan sendiri kan gw! Dulu waktu dapet undangan dengan model macem begitu, gw pernah bilang... "Koq akhir-akhir ini gw dapet undangannya model sejuta umat kaya begini! Kalau gw nikah ga mau ah undangannya kaya gini..." Demi menjaga harga diri gw karena gw pernah melontarkan kata-kata tersebut, akhirnya gw memutuskan untuk merombak habis-habisan desain undangan gw. Biarin deh untuk ukuran undangannya ukuran sejuta umat tapi untuk desainnya specially made for me and Fajar... Lagipula kami berdua merasa desain tersebut terlalu ramai. Untuk mendesain ulang undangan pernikahan gw dan Fajar, gw mempercayakan kepada sahabat gw yang ahli dibidang desain grafis... Namanya Angga Liberty. Gw minta tolong dibuatkan desain undangan dengan kriteria sebagai berikut:
  • Warna undangan bertema merah dan emas sesuai dengan tema resepsi nantinya.
  • Karena adat yang dipakai di pernikahan nanti adalah adat Jawa, gw pengen ada corak batik atau ukiran Jawa diundangan gw.
  • Desainnya klasik dan elegan.
  • Tanpa pita, kertas kalkir, maupun emboss.
Dan setelah proses yang cukup panjang karena Angga sendiri orangnya sok sibuk. Yups, karena beliau adalah seorang suami, seorang ayah, seorang karyawan sebuah perusahaan, dan pemilik sebuah toko aksesoris di Blok M. *Sampai gw bawelin hampir setiap hari, karena niatnya desain undangan gw harus sudah fix sebelum lebaran* Ini dia undangan hasil karyanya si Angga, sedikit aja yaaah gw kasih contekannya... *warnanya agak terlalu gelap, jatohnya malah jadi mirip coklat yah?*


Pas liat hasilnya, gw terharu banget karena hasilnya lebih cantik dari yang gw harapkan... Sukaaaa!!!

Setelah dapat desainnya, gw langsung kirim e-mail ke Mas Yanto (owner-nya Te Tifa Grafika) tapi  Ybs ga comment apa-apa, e-mail gw ga dibaleeesss. Akhirnya kami ke sana kemarin untuk konsul mengenai revisian desain undangan. Ternyata ada beberapa yang masih perlu direvisi lagi. *ini baru desain lho, belum content undangannya. Macem thesis aja revisian mulu!* :'( Sepertinya Mas Yanto sendiri punya selera yang cukup bagus karena ngasih saran yang cukup bermanfaat. Tadinya gw mau minta diskon karena desain awalnya kan pake pita, tapi desain yang baru ga pake, Tapi katanya Mas Yanto kalau desain sendiri itu sebenarnya ada charge-nya. Jadi Rp 5.000,- dikurangin pita dan ditambah charge karena desain sendiri hasilnya sama dengan Rp 5.000,-. Yaaah, sama aja doong? -_-' Sayangnya dipercetakan ini gw ga bisa request dummy dari undangannya... Trus gw nanya ke Mas Yanto, gimana kalau pas dicetak warnanya ga sesuai dengan yang diharapkan? Katanya Mas Yanto, pas dicetak pertama kali dateng aja ngeliat hasil cetakannya.. Jeng... Jeng... Masa gw disuruh nontonin orang cetak undangan? 

Overall, crew-nya Te Tifa Grafika ini baik-baik dan ramah-ramah. Harganya juga gw rasa cukup bersaing dengan percetakan yang lainnya! Yaaah... Walaupun low response kalau korespondensi via e-mail... Jadi mendingan kalau mau bawel langsung telpon aja atau dateng langsung ke percetakannya! Dijamin semuanya jadi lebih clear...

Hari ini gw sudah menyampaikan ke Angga, poin-poin apa saja yang perlu direvisi. Semoga Angga cepet merevisinya... Jangan lama-lama yah ngerjainnya, nanti gw teror setiap hari lho! *calon pengantin galak*

Selasa, 23 Juli 2013

Something Wrong with My Back!



Akhir-akhir ini gw sering mengalami nyeri di belikat sebelah kanan, tepatnya sudah dua minggu. Gw pernah diperiksa dan didiagnosa menderita skolisis ringan dengan derajat kemiringan 5-10° cenderung ke arah kanan. Jadi curiga, jangan-jangan ini penyebabnya adalah skoliosis tersebut. Awalnya cuma di sekitar sebelah kanan, tapi seminggu terakhir sakitnya menjalar ke lengan atas. Sampai akhirnya gw ga mampu angkat yang berat-berat dengan tangan kanan gw…

Kalau di kantor tiap ambil bundel kredit di lemari yang letaknya terlalu di atas (sehingga gw musti naik tangga) atau yang letaknya terlalu di bawah (sehingga gw musti nunduk-nunduk), gw musti minta tolong sama orang lain. Sedih… :’( Tapi justru yang paling menyedihkan itu waktu malam hari tiba-tiba nyerinya menjadi luar biasa dan akhirnya gw terbangun kemudian ngolesin Counterpain, kalau sakitnya ga hilang-hilang akhirnya gw cuma bisa mewek.

Sampai saat ini gw belum melakukan upaya pengobatan medis apapun. Kemarin cuma iseng-iseng massage di Poerespa Pasaraya, pas dipijit gw cerita ke mbanya kalau area tubuh sebelah kanan gw sakit-sakit. Dan benar saja, waktu area bahu gw dipijat ada bagian otot yang keras-keras. Setelah dipijat pun kondisi bahu dan lengan atas gw ga menunjukkan tanda-tanda membaik padahal biasanya sehabis dipijit biasanya badan gw rasanya langsung segar.

Dengan kondisi yang seperti ini benar-benar mengganggu aktifitas, semoga dalam waktu dekat bisa diketahui penyebabnya dan bisa diobati. Semoga cepat sembuh, Amelia!