Setelah sekian lama blog ini mati suri, akhirnya gw kembali
menghidupkan nyawanya lagi. Sudah lama bangeeet ga menulis bukan karena
semuanya adem ayem dan baik-baik saja, tapi justru karena semuanya begitu
melelahkan secara fisik dan emosional. The
story about bridezilla was true, dude!
Oh, well... Akhirnya gw mengalami
gejolak-gejolak emosi yang tidak jelas dalam mempersiapkan pernikahan ini,
sebuah ketidaknormalan yang normal terjadi pada wanita yang sedang
mempersiapkan pernikahan pada umumnya.
Gw jadi terlalu perfeksionis dan
menginginkan yang terbaik tapi kadang-kadang yang gw inginkan musti mentok di-budget, dan saat itu terjadi gw langsung
pusing dan kepikiran. *stress mode* Gw juga terlalu banyak berpikir dan mempunyai banyak ide tapi
takut bercerita terlalu banyak, alasan pertama adalah takut yang dengerin
bosen, alasan kedua takut tabu kalau menceritakan terlalu jauh tentang
pernikahan... Yaaah, takut ga jadi atau apalah. Jadi kebanyakan disimpen aja sendiri. Kemudian kadang-kadang gw
merasa sendiri karena urusan pernikahan ini sebenernya cewe banget, jadi
sebagian besar pasti di handle sama
si calon pengantin wanitanya. Padahal mah banyak yang ngebantu, tapi perasaan sendirian itu ga bisa hilang.
Hal lain yang gw rasakan adalah capek secara fisik. Gw sama Fajar yang selama ini cuma berkeliaran di seputar Jakarta
Selatan sampai Jakarta Pusat musti melanglang buana sampai ke belahan lain dari
Jakarta seperti Rawamangun, Cipinang, Cawang, dan berbagai tempat lain. Kenapa
sih yaaah vendor-vendor ini ga ada yang lokasinya dekeeet??? Dan yang paling
berasa adalah kehilangan quality time as
a normal couple, sekarang kalau weekend
lebih banyak nyamperin vendor daripada nge-date.
Kalaupun nge-date pasti yang
diobrolin lebih banyak tentang pernikahan. How
do I miss US!!! Rasanya pengen deh di fast forward ke
8 Desember 2013, liat aja ntar mau nge-date sebanyak-banyaknya sama si Mas. The last, about future family in laws. Karena di
Indonesia pernikahan itu bukan cuma tentang dua insan manusia yang jatuh cinta
dan berniat suci untuk menghalalkan hubungan mereka, tapi tentang dua keluarga
juga. Pada akhirnya kadang-kadang bisa saja terjadi berbagai perbedaan pendapat
dan kebiasaan. Untuk masalah kepentingan keluarga, gw sama Fajar jadi bumper-nya. Biarin deh kita berdua yang berantem daripada keluarga kami yang salah paham.
Beginilah drama kehidupan gw saat ini, gw yang cengeng dan melankolis
sekarang bukan cuma sering menangis, tetapi juga sering marah. Marah tentang
banyak hal, dan akhirnya gw cuma bisa marah ke Fajar. Saat-saat seperti ini
memang musti memperbanyak komunikasi dan tuker pikiran, jadi biar ga salah
paham dan semua masalah terpecahkan. Yang terakhir selain semua ikhtiar ini juga musti
banyak do’a juga, katanya sih kalau ada wanita dan pria yang ingin menikah
setan-setan banyak yang menggoda karena meraka ga suka dua insan itu
menyempurnakan ibadahnya dan berhenti berbuat dosa, semuanya kan jadi halal
cyyyyn... Mungkin harusnya gw introspeksi diri, kenapa masih ada celah untuk
emosi dan kemarahan ini. Karena gw kadang terlalu jauh dan sering lupa untuk minta
ke Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang agar menjaga tali cinta gw dan Fajar agar tetap utuh sampai ke pelaminan, sampai punya anak, sampai jadi kakek dan
nenek.
0 komentar:
Posting Komentar