Sabtu, 19 Januari 2013

Dear Calon Suamiku,


Dear Calon Suamiku,

Sayang... Aku sadar kalau akhir-akhir ini aku jadi terlalu sensitif. Rasanya aku berpikir terlalu banyak. Seperti yang kamu tahu, aku berpikir terlalu jauh ke depan dan sangat detail sehingga kadang aku ga mampu menampung semua ini. Pusiiiing! Ini yah yang namanya bridezilla? Call me stupid... Aku merasa ingin selalu diperhatikan seperti kemarin, padahal disaat yang sama kamu juga butuh perhatianku. Rasanya sedih kalau inget apa yang sudah kamu lalui. Next, aku janji aku akan berusaha untuk selalu menemani kamu disetiap langkahmu. And call me stupid, bahwa aku cemburu untuk sesuatu yang tidak penting, sesuatu yang jadi bahan becandaan kita selama empat tahun terakhir. Dan setelah aku berada di rumah, aku sadar bahwa aku sama sekali tidak cemburu.  Next, no more cemburu buta. Yup, aku akan berusaha menjaga sikapku untuk menjaga perasaan kamu. Katanya jalan “ke sana” itu ga mudah, tapi aku ingin bisa melaluinya. Sama kamu tentunya. Cuma kamu...

Selasa, 15 Januari 2013

Ingatan tentang Ragusa

Besok adalah tanggal 16 yang ke 53 untuk kami berdua.... Yup, kami bersama sudah 4 tahun 5 bulan. Kadang-kadang gw suka teringat masa-masa sebelum kami berdua jadian. Termasuk kenangan di tanggal 14 Agustus 2008.

Waktu gw ketemu lagi sama Fajar setelah bertahun-tahun, gw masih jadi (sok) aktivis kampus. Gw mengalami masa dimana gw lebih menikmati nongkrong di ruang BEM daripada masuk kuliah atau lebih suka rapat kepanitiaan daripada ngerjain tugas kelompok. Gw jadi Bendahara Umum Biro Dana dan Usaha BEM, selain itu gw juga bertugas sebagai pengelola penyewaan LCD dan tenda BEM. LCD satu-satunya itu tiba-tiba rusak, sodara-sodara... Dan sebagai orang yang bertanggung jawab, akhirnya terpaksa gw menggeret-geret LCD tersebut ke rumah untuk besoknya gw bawa ke service center-nya di Hayam Wuruk. Fajar yang baik hati bersedia nemenin gw ke sana. Waktu itu kami naik bis, padahal Fajar punya motor tapi lebih memilih naik bis, mungkin waktu itu gw juga lagi dites 'ketahanan-untuk-diajak-susah'. Bayangin dong, bawa-bawa LCD jadul yang bentuknya sama sekali ga slim. Siang hari pula, panaaaas. Mana perginya ke tempat yang alamatnya sama sekali belum pernah kami datengin... Ga praktis banget kalau naik kendaraan umum! Tapi kalau ujiannya segitu mah lewaaat, saya sudah biasa.... Hehehe... Lagipula yang bawain LCD-nya kan Fajar, gw tinggal jalan di samping Fajar sambil senyum manis terus Ybs pasti langsung semangat! :)

Setelah selesai ngurusin LCD-nya, Fajar ngajak gw ke suatu tempat yang pernah kami obrolin dulu... RAGUSA! Dari Hayam Wuruk kami naik bis dan turun di depan Stasiun KA Juanda. Siap-siap menyebrang... dan tiba-tiba tangannya Fajar menggandeng tangan gw. Then I know that He loves Me and so do I. Adegan menyebrang jalan melintasi Jl. Ir. H. Juanda itu rasanya kaya slow motion . Fajar langsung melepas gandengannya waktu kami sudah sampai di seberang jalan. Trus kami jalan dengan canggung menuju Ragusa.

Banyak orang yang menganggap Ragusa itu romantis dan itu pertama kalinya gw ke Ragusa. Kalau waktu itu gw perginya ga sama Fajar, first impression gw tentang Ragusa adalah tempat jualan es krim klasik yang tempatnya sempit dan ga nyaman ditambah pelayannya yang ga ramah dan kalau es krim kita abis berasa diusir karena ternyata di belakang kita banyak yang ngantri dan memandang kita dengan tatapan "Gantian dooong!"

Tapi dengan Fajar tempat itu memang jadi romantis. Waktu itu kami pesan Spaghetti Ice Cream untuk berdua. Lucu banget karena sebenernya pengen berlama-lama sambil mengobrol lebih banyak tapi karena es krim di Ragusa ini tanpa pengawet, akhirnya kami terpaksa makan buru-buru biar ga keburu lumer. Untungnya ke sana pas hari kerja, jadi ga seramai pas weekend. Sebagai menu tambahan karena es krim aja ga nampol, akhirnya kami pesan Sate Ayam yang dijual di parkiran Ragusa ini. Sate ayamnya pun ga bersahabat, kecil-kecil, yang pastinya bakal cepet habis. Tapi karena sate ga bisa lumer, boleh dong makannya setusuk demi setusuk biar bisa ngobrol lebih lama?

Hal lain yang berkesan di hari itu adalah... Dari Ragusa, kami berdua jalan ke Halte Busway Monas. Coba deh bayangin, kurang kreatif apa kami berdua... :D Sampai akhirnya Fajar ngeh kalau kulit muka gw kelupas-kelupas. Gw memang alergi kalau kena panas terlalu lama atau kena sinar matahari langsung. Merah-merah, gatal-gatal, bahkan sampai kelupas-kelupas. Apalagi dulu gw belum kenal sama sunblock ber-SPF. Tapi kalau waktu itu selain terkelupas muka gw memerah, itu karena gw lagi jatuh cinta dan tubuh gw kelebihan hormon endorphine.


And another best part of that day is.... Pas pulang naik busway lumayan penuh soalnya udah jam orang pulang kantor. Setelah sekian lama gw jadi bolang, kemana-mana sendirian, naik bis, busway, dan kereta.... Dan waktu itu gw ga sendirian lagi, mulai saat itu akan ada pria berbadan besar dan bertangan kekar yang akan selalu melindungi gw....

Seeking for Venue (Part 2)

Setelah dua hari tertunda untuk menulis, mari kita lanjutkan review tentang gedung-gedung itu.

4. Masjid Agung Al-Azhar

Masih dihari yang sama, target selanjutnya adalah Masjid Agung Al-Azhar. Di sini gw merasa tenang dan damai banget (namanya rumah Allah SWT), jadi inget kalau dulu gw pernah bermimpi untuk menikah di masjid. Pas gw sampai masjid ini, kami berdua langsung menemui pengurus masjidnya. Ternyata yang ada bukan Ibu Furi yang angkat telpon gw beberapa hari sebelumnya tapi mas-mas agak-agak 'ikhwan' gitu. *gw lupa namanya* Mas-masnya menjelaskan tentang semua yang perlu kami tahu. Intinya adalah biaya sewanya Rp 9.000.000,-. Tapi untuk acara di atas bulan Juli 2013, pembukaan pendaftarannya itu baru bulan Januari 2013. Denger-denger ditahan dulu seperti itu karena biaya sewa aula masjidnya mau naik lho! Oya, mas-masnya juga ngasih list catering rekanan mereka yang ga terlalu banyak tapi bagus-bagus. Selain itu kami dikasih tata cara pengurusan numpang nikah di KUA kalau ternyata kami ga berdomisili di Kecamatan Kebayoran Baru. Thank you, Mas-nya.

Setelah puas tanya jawab, akhirnya kami numpang pamit untuk liat-liat aulanya. FYI, aula Masjid Agung Al-Azhar ini dinamakan Aula Buya Hamka. Ga seperti Aula Masjid Raya Pondok Indah yang dalemnya terkesan sumpek gara-gara langit-langitnya rendah, Aula Buya Hamka ini megah banget. Ceiling-nya lumayan tinggi dan lantainya itu dari ubin yang berkualitas bagus, warnanya coklat jadi mirip lantai kayu. Iiih, gw suka banget sama venue ini. Tapi karena pas kami datang sudah bersih, pestanya sudah selesai, jadi ga bisa nanya-nanya ke catering yang lagi perform deh. Sebelum ke target selanjutnya, kami numpang solat Dzuhur di sini.

Setelah solat, langsung cari makan yang banyak. Laper yaaah ternyata keliling-keliling Jakarta begitu, bayangin aja kami sudah menjelajah 4 venue dalam waktu 3 jam. Akhirnya gw request ke Kang Mas untuk makan di resto yang ada makanan beratnya. Dan kami pun berhenti di Bakso Lapangan Tembak Senayan di daerah Fatmawati. Si Pacar kaget ngeliat gw yang biasanya makannya seupil (bukan makan upil lho), tiba-tiba makan kaya orang yang belum makan selama seminggu.

Informasi Venue
Alamat:
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, 
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Contact Person: Ibu Furi (0217245682)


5. Graha Elnusa

Setelah kenyang sampai ga bisa gerak, kami meluncur ke target selanjutnya yaitu Graha Elnusa. Sampai di sana pas gw telpon pengelola gedungnya, Pak Nasir, ternyata ga ada di TKP. Pestanya juga udah bubaran, ga ada tanda-tanda kehidupan di sana. Pacar ga sreg sama venue ini soalnya untuk masuk ke dalam agak jauh, kasian tamu yang datang ga pakai kendaraan pribadi. Selain itu, aula yang biasa dipakai untuk acara (namanya Ruang Udaya) berada dilantai sekian yang berarti harus naik lift dulu. Denger-denger lay out juga agak aneh, berbentuk huruf 'L'. Jadi karena Fajar ga sreg, gw nurut aja deh.

Informasi Venue
Alamat: 
Jl. TB. Simatupang Kavling 1B, Cilandak Timur
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Contact Person: Pak Nasir (081315588774)

6. Departemen Pertanian

Selain itu kami juga ke Departemen Pertanian. Ternyata pengelola gedungnya ga ada pas weekend, even ada acara sekalipun cuma diserahkan ke security aja untuk mengawasi. Karena waktu menujukkan pukul 15.00 WIB, yang terlihat cuma tim dari catering yang sedang beberes. Sebelumnya kami pernah datang ke resepsi pernikahan temen kantor gw di sini, dan kami berdua suka banget sama venue ini. Denger-denger gedung ini jadi incaran para calon pengantin, karena bagus dan harganya ga bikin kantong bolong. (Sekitar Rp 6.000.000,- kalau ga salah) Tapi karena pengelolanya susah dihubungi dan harus didatengin langsung pas hari kerja, dan kami ini calon pengantin (sok) sibuk yang available cuma weekend, jadi kami ga melakukan follow up untuk gedung ini.

Informasi Venue
Alamat:
Jl. Harsono R. M. No. 3, Ragunan, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Contact Person: Pak Hartono (081380688154)

7. Gedung Selapa Polri 

Dan venue terakhir yang kami tuju adalah Selapa Polri. Sampai di sana ternyata pihak dekorasi untuk resepsi malam lagi sibuk mendekor, gw lupa nanya nama catering yang perform waktu itu. Kami berdua langsung ke kantor pengelola gedungnya. Ternyata pengelola gedungnya lagi ga ada, yang ada cuma Ibu Polwan yang kayanya lagi numpang ngadem di sana. Akhirnya gw tanya biaya sewa gedungnya berapa, siapa tahu si ibu tahu. Dan si ibu bilang, "Kalau ga salah kurang lebih Rp 10.000.000 yah mbak..." Dalam hati gw.... "Apaaaa? SEPULUH JUTA??? Ga salah tuuuh?" Setelah pamitan, akhirnya kami berdua liat-liat gedungnya. Dengan harga Rp 10.000.000, kayanya ga worthed banget. TITIK.

Informasi Venue
Alamat:
Jl. Raya Pasar Jumat, Lebak Bulus,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Contact Person: (not available)

Oya, selain biaya sewa gedung biasanya kalau kita mau akad di tempat yang sama akan dikenakan infaq. Gw sendiri ga terlalu memperhatikan biaya infaqnya berapa, ga terlalu mahal pastinya, rata-rata sekitar Rp 500.000,-. 


*****
Dan ternyataaa setelah sibuk survei sana-sini dan telpon-telponan dengan para pengelola gedung... Gedung yang akhirnya akan kami pakai nanti, sama sekali bukan salah satu dari sekian banyak gedung tersebut. Gedung tersebut adalah....

Minggu, 13 Januari 2013

Seeking for Venue (Part 1)

Jadi begini ceritanya, setelah memprediksikan budget kami dan target kapan kami bisa menikah.... Mulai deh nge-list beberapa venue yang memungkinkan untuk dijadikan tempat akad dan resepsi kami, yaitu yang berada di wilayah Jakarta Selatan mengarah ke Jakarta Pusat atau wilayah Jakara Selatan ke arah Depok seputaran Tol Lingkar Luar Jakarta. Intinya adalah yang paling dekat sama rumah kami berdua dan yang memang terjangkau oleh para undangan. Setelah semuanya di-list, akhirmya gw mulai browsing nomor telepon contact person dari venue-venue tersebut. Di kantor, gw telpon deh satu per satu gedung-gedung tersebut untuk nanya biaya sewa dan syarat dan ketentuan berlaku lainnya. Eeeh, gw nelponnya pake hape gw sendiri lhooo! Ga pakai telpon kantor. Cuma memang nyuri-nyuri waktu pas jam kerja, kalau jam istirahat ntar pengelola gedungnya kan istirahat juga. *jangan ditiru* Setelah didiskusiin sama Fajar, akhirnya kami memutuskan venue-venue yang layak untuk disurvei. 

Di hari sabtu di bulan Oktober 2012 atau November 2012 (lupaa) akhirnya kami mulai berburu gedung. Dan karena waktu itu kami masih newbie, jadi maaf banget kalau ga ada dokumentasi yang bagus dan informasinya agak kurang informatif. Hehehe. Berikut ini review-nya.


1. Gedung Wanita Patra Pertamina Simprug

Ini salah satu gedung yang paling dekat dari rumah. Kalau ga macet, naik motor paling cuma 15 menit. Setelah sampai, kami langsung mencari pengelolanya yaitu Pak Subagio. Setelah ketemu, Pak Subagio langsung mengajak kami ke dalam gedung untuk liat-liat. Dari luar memang agak kurang meyakinkan gedungnya, soalnya catnya sudah mulai kelupas gitu. But, don't judge a book by it's cover. Wuiiih, pas masuk gw langsung jatuh cintaaa! :* Jadi, aula yang digunakan untuk resepsi itu terletak di lantai 2, untuk naiknya ada escalator di tengah-tengah sedangkan untuk turunnya ada dua anak tangga yang mengapit escalator tersebut. Di lobby lantai 1 gedung tersebut, ada lampu kristal yang memberi kesan mewah. Pas masuk aulanya, kesannya megah. Gedungnya luas banget, buat guling-gulingan puas banget kali yah... *lho* Ceiling alias langit-langitnya juga tinggi, gedungnya full carpet. Pengelola gedungnya baik dan informatif banget. Gw kasih nilai 9 dari 10 deh buat gedung ini. Waktu Fajar ngobrol-ngobrol sama Pak Subagio, gw 'dijerat' sama marketing-nya Wifa Catering yang memang lagi perform waktu itu. Intinya sih nawarin paketannya dan ngajak test food setelah gw selesai berurusan sm pengelola gedung.

Sehabis liat-liat, gw langsung diajak ke kantor pengelola gedung untuk liat tanggal yang belum booked. Ternyata ada yang udah booking untuk 1 tahun yang akan datang lho. Dari hasil ngobrol-ngobrol sama Pak Subagio, gw dapet informasi kalau biaya sewa gedungnya adalah Rp 7.000.000,- (belum termasuk PPN 10%) jadi kalau sama PPN jadi Rp 7.700.000,- (langsung benafas lega, kami mikirnya worthed banget). Di sini ga ada sistem DP-DPan jadi kalau sudah fix, langsung bayar uang jaminan sejumlah Rp 1.000.000,- dan harus dilunasi maksimal 7 hari setelah bayar uang jaminan tersebut. Jadi total yang harus dibayar adalah Rp 8.700.000,- tapi uang jaminan yang sejuta itu setelah acara akan dikembalikan. Beliau juga ngasih tau catering rekanan mereka yang cukup banyak itu dan di sana untuk catering, mereka mematok harga per porsi sekian puluh ribu. Pas dijelasin itu, gw sm Fajar ngangguk-ngangguk aja sok ngerti padahal mah belum ngerti maksud 'harga per porsi' tersebut. 

Setelah selesai sama pengelola gedung, akhirnya kami langsung ke tempat test food Wifa Catering. Wifa Catering ini menyediakan meja sendiri untuk test food. Waktu itu marketingnya Mas Iwan dan dia menjelaskan semua paket-paketannya. Dan setelah dijelaskan sama Mas Iwan, baru deh kami ngerti makna dari 'harga per porsi' tersebut. Jadi gedung ini memang sewanya lumayan murah untuk gedung yang (menurut gw) mewah kaya gitu. Tapi gedung tersebut mematok harga per porsi untuk catering lumayan tinggi, otomatis harga catering-nya jadi tinggi juga. Walaupun sewa gedungnya ga mahal-mahal banget, cost kita bakal abis untuk catering. Selisih antara gedung ini sama beberapa gedung lain itu bisa 5 - 10 juta (bahkan lebih) untuk catering dan jumlah porsi yang sama. Jadi resmilah kami berdua patah hati pada gedung yang jadi cinta pertama kami ini. Maaf yaah kami coret... Out of budget siiih!

Informasi Venue

Alamat: 
Jl. Sinabung II, Gunung, Kebayoran Baru, 
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Contact Person: Pak Subagio (02192657892/02172505000)

2. Masjid Baiturrahman MPR/DPR RI

Destinasi selanjutnya adalah Masjid Baiturrahman MPR/DPR. Sebetulnya sebelumnya kami pernah datang ke resepsi teman kantor gw di sini. Tapi karena waktu itu kami belum ada rencana menikah, jadi kami ga terlalu detail memperhatikan gedung ini. Sampai di sana disambut dengan pemandangan ga enak, masa ada tukang jualan minuman sama jual mainan anak-anak gitu yang berkeliaran di sana. Disitu gw mulai agak ilfeel. Langsung aja kami main ke kantor pengelola masjidnya. Di sana kami disambut oleh Ibu Yani yang memberikan brosur informasi tentang masjid tersebut. Karena Ibunya juga ga komunikatif akhirnya kami bingung mau nanya apa lagi, ga banyak nanya deh. Dari brosur itu gw tahu kalau biaya sewa aula masjidnya Rp 8.300.000,- dan beberapa charge yang ga terlalu mahal. Untuk akhir tahun 2013 juga belum banyak yang booking, yang paling jauh sekitar Juni 2013 dan selebihnya masih kosong. Langsung aja gw nanya catering rekanan si gedung dan sama ibunya langsung disuruh ambil sendiri brosur catering rekanannya yang ternyata banyak banget. Di sana gw ngerampok brosur banyak banget... Nget... Nget... Yang dikemudian hari brosur ini ternyata cukup berguna.

Karena di sini ga dapet feel-nya dan memang kami belum bisa move on dari si Wanita Patra, akhirnya kami pamit untuk liat-liat aulanya yang biasa dipakai untuk pernikahan. Aulanya sempit banget dan ceiling-nya rendah, jadi kesannya sumpek. Sebenarnya ada bagian luar (Ga tau mau nyebut apa, sebut saja 'teras' kali yah). Di area ini biasanya digunakan untuk meletakkan gubukan dan sama aula utamanya dipisahkan tembok gitu. Tapi Fajar ga mau venue yang seperti ini. Dia pengennya pengantinnya tetap bisa melihat tamu-tamunya. By the way, kalau ga salah waktu itu catering yang perform itu Nabila Catering. Karena makanannya sudah kosong melompong dan sudah ga tetarik sama gedungnya jadi kami ga kepikiran untuk test food dan tanya-tanya tentang Nabila Catering di sana.

Informasi Venue
Alamat: 
Jl. Gelora 1 Senayan, Tanah Abang, 
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Contact Person: Pak Sumantri/Ibu Yani (0215715879)

3. Gedung Wisma Karsa Pemuda Kemenpora RI

Sambil ngebut lanjut ke Gedung Wisma Karsa Pemuda Kemenpora RI. Dulu waktu SMA, gw wisuda di sini. Gw ga terlalu ingat detail gedung ini sebenarnya, yang gw ingat cuma gw dapat penghargaan nilai UAN Bahasa Indonesia tertinggi se-SMA di sini. *masih tetap sombong* Kenapa gedung ini menjadi incaran adalah karena gedung ini lokasinya lumayan strategis di tengah kota dan punyanya pemerintah yang pasti biaya sewanya ga akan terlalu mahal. Gedung ini kantor pengelolanya ga buka kalau weekend, tapi kalau ada event pasti ada koordinator lapangan (korlap) yang mengawasi. Jadi deh pas sampai, langsung gw telpon korlap-nya yang namanya Mas Yadi. Setelah ketemu, gw langsung dijelasin kalau di sana biaya sewa malam dan siang-nya berbeda. Kalau siang Rp 5.000.000,- dan kalau malam Rp 6.000.000,-. Sebenarnya gedungnya ga jelek koq, bentuknya ruangan aulanya melebar gitu. Bentuknya agak beda karena berbentuk trapesium. Ceiling-nya sebenarnya ga tinggi-tinggi banget, tapi ga pengap soalnya pintu masuk utamanya lebar jadi banyak angin yang masuk. Minusnya dari gedung ini sepertinya gedungnya terdiri dari beberapa ruangan yang disekat-sekat sama kayu yang bisa dilepas atau digeser gitu. Pembatas-pembatas ruangannya itu yang membuat ruangannya jadi ga bagus karena terlalu terlihat. Selebihnya ga banyak informasi yang bisa digali dari Mas Yadi ini, kami malah disuruh ikutan test food (waktu itu yang perform Nia Catering). Hmmm... Gara-gara perform-nya Nia Catering yang ga memuaskan akhirnya kami malah ilfeel sama gedung ini dan dicoretlah gedung ini daftar kami..

Informasi Venue
Alamat:
Jl. Gerbang Pemuda 3, Tanah Abang, 
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Contact Person: Mas Yadi (085213235396)/Ibu Sari (081316925166)

Sabtu, 05 Januari 2013

Pertemuan Delapan Mata

Tanggal 12 Desember 2012 alias 12.12.12 adalah tanggal cantik dan banyak pasangan yang memutuskan menikah ditanggal ini. Buat Fajar, ditanggal itu (pasti dia ga ngeh deh) dia memutuskan ngomong ke orangtua gw kalau ingin menikahi gw. Waktu itu Fajar lagi cuti dan jemput gw yang baru pulang kantor ke Stasiun Pondok Ranji, tapi karena satu dan lain hal, bapak yang satu ini telat. *minta dijitak* Akhirnya gw tunggu di Bintaro Plaza sambil makan di Steak 21. Am I an emotional eater? Kalau lagi stress, pusing, kesal, bawaannya makaaan mulu. Kalau bisa gw makan sekalian deh Fajarnya. Uuuuh, tapi mana bisa gw kesal lama-lama sama cowok yang satu ini. Pas dia muncul di Steak 21, gw ga bisa berhenti senyum liatin Fajar yang sengaja potong rambut sebelum menghadap Kanjeng Mama dan Papa. 

Dengan berbekal Dunkin Donuts, setelah selasai makan kami langsung meluncur ke rumah gw. Di rumah, mama dan papa lagi nonton. Dari pagi gw udah bilang ke orangtua gw untuk ga pulang malem-malem. Gw bilang... "Wiwid mau ngomong penting." (Wiwid itu panggilan kecilnya Fajar) Jadi inget, pas di kantor tiba-tiba nyokap gw nelpon dan bilang... "Aduh... Mama ga masak apa-apa." Tuh kaaaan, Si Mama yang heboooh. Nyokap ngiranya Fajar mau datang sama keluarganya, dan gw bilang aja nanti ada sesi sendiri heboh-heboh sama keluarga.

Mungkin nyokap gw adalah orang yang paling bahagia sedunia waktu itu, anak perempuannya mau dinikahin. Sebenarnya banyak Ma yang mau nikahin, tapi yang aku mau cuma Fajar ini. *narsis deh gw* Kadang-kadang gw suka heran deh, padahal umur gw kan masih 25 tahun. Ga tua-tua amat kalau belum menikah juga. Tapi gw-nya sih memang mau kalau sudah ketemu jodohnya. 

Setelah pertemuan delapan mata itu, antara gw-Fajar-Mama-Papa, kesimpulannya adalah:
  1. Meraka setuju dan menerima dengan senang hati maksud baik Fajar
  2. Mereka bilang kalau bisa secepatnya. Tapi dengan diplomatis gw bilang kalau setelah dihitung-hitung semua penghasilan kami, rencana pernikahan kami baru bisa terealisasi akhir tahun 2013. Selain itu gw masih pengen menyelesaikan S2 gw, biar nanti di undangan, nama gw bisa ditulis Puspita Amelia, SKM, MM. *padahal sebenarnya disuruh nikah minggu depannya gw juga mau aja*
  3. Gw dan Fajar memutuskan bahwa semua biaya yang timbul atas pernikahan ini, semua proses sampai dengan resepsi, adalah tanggungan kami berdua. 

Dengan lengkapnya restu yang diberikan, oleh Mamanya Fajar serta Mama dan Papa Gw, semoga perjalanan kami dimudahkan oleh Allah SWT. Aamiin

Will You Marry Me?

25 November 2012

Minggu pagi yang dimulai dengan pertengkaran hebat antara kami berdua.... Tumben banget, kami sudah lama ga pernah bertengkar sehebat itu. Tapi kami berdua memang ga pernah sanggup untuk bertengkar terlalu lama. Bayangin bagaimana mungkin gw bisa diem-dieman dengan orang yang kepadanya segalahal yang gw lakukan, gw ceritain?

Gw sayang sama dia. Walau kami sedang bertengkar, gw telpon dia dan kami sepakat untuk ketemuan. Love is caring for each other even when you're angry, bukti bahwa Fajar sayang sama gw adalah dia tetap jemput gw ke rumah. Setiap ada yang ga sreg di hati gw, kalau lagi boncengan naik motor, gw ga peluk pinggang Fajar dan Fajar selalu pegang tangan gw yang mengisyaratkan gw untuk memeluk dia. Adegan itu selalu berhasil membuat gw senyum terharu... Waktu itu juga seperti itu. :')

Di jalan, kami mengobrol dengan canggung. Namanya juga abis berantem, pengennya sih gw jitak aja. Gw pasrah Fajar mengajak gw kemanaaa aja dan ternyata Fajar mengajak gw ke Roti Bakar Eddy Cabang Ciledug. Gw inget dia memesan roti bakar spesial dengan topping coklat keju dan gw pesan sapo tahu.... Ternyata makanan gw jadi lebih dulu. Karena habis berantem, gw lapeeeer bgt. Jadi langsung deh tuh gw embat sapo tahunya.... *maaf yaah sayang, aku duluan*

Btw, Fajar itu suka banget memoto gw lagi candid. Adegan yang paling dia suka itu pas gw lagi makan, biar keliatannya gw gembul banget gitu.... Setiap foto gw di handphone dia isinya lagi makan! *modus banget deeh* Kali ini gw pasrah dengan hobi dia itu, dari awal gw makan difoto-foto terus .. *bodo amat, gw lapeeer* Dan adegan rutin setiap dia habis melakukan tindakan kriminalnya itu, gw langsung kepo ngeliat hasilnya. Langsung deh gw rebut handphone dia dari tangannya untuk ngeliat hasilnya. Ternyata oooh... Ternyataaa... Yang lagi dia buka itu bukan hasil candid-nya tadi (iya laaah, orang daritadi juga ga foto apa-apa), tapi foto kami berdua yang diambil di Ancol waktu Family Gathering BUMD Tahun 2011 dan dia edit seperti ini...


Gw langsung speechless. Padahal gw tau cepat atau lambat ini akan terjadi. :')

Yup, sebenarnya drama ini dimulai ketika umur gw 25 tahun. Sesuai banget sama judul novelnya Dewi Pravitasari, "Being Twenty Something is Hard". Di novelnya itu, dia juga menuliskan teori quarter-life-crisis. Dan gw bener-bener merasakan apa yang disebutkan dalam teori tersebut, dimana gw mulai mempertanyakan achievement yang sudah gw raih dalam hidup gw. Salah satunya tentang kehidupan percintaan gw. Gw mulai mempertanyakan ke mana arah hubungan gw sama Fajar. 

Bulan September 2012 di KFC Pondok Indah Mall (that's why I always love KFC), waktu itu setelah 4 tahun lebih 1 bulan menjalani hubungan sama mas-mas yang satu ini. Kami berdua membicarakan tentang masa depan kami. Selain itu kami melakukan yang kata Fajar: do-the-math, alias itung-itungan... Kira-kira dengan gaji kami plus bonus-bonus, kira-kira kapan kami bisa melangsungkan sebuah pernikahan. Walaupun secara itung-itungan kayanya ga menemukan hasil yang diharapkan, tapi kami nekat... Insya Allah akhir tahun 2013. Yaaah, kami percaya matematikanya Allah bukan sesederhana 1+1=2. Sejak itu kami mulai merealisasikan rencana kami dari mulai hunting venue untuk pernikahan kami sampai test food catering (baca: makan siang gratisan). 

Fajar ga pernah minta gw untuk menjadi istrinya secara langsung. Padahal sih udah ketahuan juga yah ngapain ada cowok ngajak hunting venue,  test food, dan lain-lain kalau emang bukan untuk niat nikah sama gw? Hehehehe. *emang dasar wanita* Tapi beneran deeeh, pasti setiap wanita memimpikan dia diajak candle light dinner romantis sama pria yang dia sayang, kemudian dikasih bunga mawar terus tiba-tiba tangannya dipegang sama si cowok dan ternyata tangan yang satu lagi mengeluarkan kotak dari sakunya yang ternyata isinya cincin sambil bilang the magic words... “Will you marry me?” Si cewek speechless, sambil nangis haru dia bilang "I will".

Daaaan... Hari itu tanggal 25 November 2012. Gw merasakannya, speechless dan terharu. Gw  juga ngeliat Fajar deg-degan, padahal yah dia pasti udah tahu jawabannya. "Bismillahirrahmanirrahiiim" *ngomong dalam hati* Kemudian gw bilang... "I will... Aku mau..."